isi trilogi van deventer
            IPS
            
               
               
            
            
               
               
             
            nurulindah2117
         
         
         
                Pertanyaan
            
            isi trilogi van deventer
               
            
               2 Jawaban
            
            - 
			  	1. Jawaban marbun311) Irigasi (pengairan), yaitu
 diusahakan pembangunan
 irigasi untuk mengairi sawah-
 sawah milik penduduk untuk
 membantu peningkatan
 kesejahteraan penduduk,
 2) Edukasi (pendidikan), yaitu
 penyelenggaraan pendidikan
 bagi masyarakat pribumi agar
 mampu menghasilkan kualitas
 sumber daya manusia yang
 lebih baik,
 3) Migrasi (perpindahan penduduk),
 yaitu perpindahan penduduk
 dari daerah yang padat
 penduduknya (khususnya
 Pulau Jawa) ke daerah lain
 yang jarang penduduknya agar
 lebih merata.
- 
			  	2. Jawaban rakamuhabiyasa:
 1) Irigasi (pengairan), yaitu
 diusahakan pembangunan
 irigasi untuk mengairi sawah-
 sawah milik penduduk untuk
 membantu peningkatan
 kesejahteraan penduduk,
 2) Edukasi (pendidikan), yaitu
 penyelenggaraan pendidikan
 bagi masyarakat pribumi agar
 mampu menghasilkan kualitas
 sumber daya manusia yang
 lebih baik,
 3) Migrasi (perpindahan penduduk),
 yaitu perpindahan penduduk
 dari daerah yang padat
 penduduknya (khususnya
 Pulau Jawa) ke daerah lain
 yang jarang penduduknya agar
 lebih merata.
 Setelah melalui perdebatan
 yang cukup panjang akhirnya politik
 etis ini mulai dijalankan d Indonesia
 menurut tafsiran dan kemauan
 pemerintah kolonial Belanda. Pada
 dasarnya kebijakan-kebijakan yang
 diajukan oleh van Deventer
 tersebut baik. Akan tetapi dalam
 pelaksanaannya terjadi
 penyimpangan-penyimpangan yang
 dilakukan oleh para pegawai
 Belanda. Berikut ini
 penyimpangan-penyimpangan
 tersebut:
 1. Irigasi
 Pengairan (irigasi) hanya ditujukan
 kepada tanah-tanah yang subur
 untuk perkebunan swasta Belanda.
 Sedangkan milik rakyat tidak dialiri
 air dari irigasi.
 2. Edukasi
 Pemerintah Belanda membangun
 sekolah-sekolah. Pendidikan
 ditujukan untuk mendapatkan
 tenaga administrasi yang cakap dan
 murah Pendidikan yang dibuka
 untuk seluruh rakyat, hanya
 diperuntukkan kepada anak-anak
 pegawai negeri dan orang-orang
 yang mampu. Terjadi diskriminasi
 pendidikan yaitu pengajaran di
 sekolah kelas I untuk anak-anak
 pegawai negeri dan orang-orang
 yang berharta, dan di sekolah kelas
 II kepada anak-anak pribumi dan
 pada umumnya.
 3. Migrasi
 Migrasi ke daerah luar Jawa hanya
 ditujukan ke daerah-daerah yang
 dikembangkan perkebunan-
 perkebunan milik Belanda. Hal ini
 karena adanya permintaan yang
 besar akan tenaga kerja di daerah-
 daerah perkebunan seperti
 perkebunan di Sumatra Utara,
 khususnya di Deli, Suriname, dan
 lain-lain.
 Mereka dijadikan kuli
 kontrak. Migrasi ke Lampung
 mempunyai tujuan menetap. Karena
 migrasi ditujukan untuk memenuhi
 kebutuhan akan tenaga kerja, maka
 tidak jarang banyak yang melarikan
 diri. Untuk mencegah agar pekerja
 tidak melarikan diri, pemerintah
 Belanda mengeluarkan Poenale
 Sanctie, (peraturan yang
 menetapkan bahwa pekerja yang
 melarikan diri akan dicari dan
 ditangkap polisi, kemudian
 dikembalikan kepada mandor atau
 pengawasnya). Walaupun pemikiran
 liberalisme di Hindia-Belanda
 diawali dengan harapan-harapan
 besar mengenai keunggulan sistem
 liberal dalam meningkatkan
 perkembangan ekonomi koloni
 sehingga menguntungkan
 kesejahteraan rakyat Belanda
 maupun rakyat Indonesia, namun
 pada akhir abad 19 terlihat jelas
 bahwa rakyat Indonesia sendiri tidak
 mengalami tingkat kemakmuran
 yang lebih baik dari sebelumnya. Ini
 didasarkan karena kecenderungan
 politik agraria kolonial adalah prinsip
 dagang, yaitu mendapatkan hasil
 bumi/bahan mentah dengan harga
 yang serendah mungkin, kemudian
 dijual dengan harga setinggi-
 tingginya.
 Tetapi Lambat laun
 program politik etis ini memberikan
 manfaat yang sangat besar bagi
 bangsa Indonesia, terutama dalam
 hal program pendidikan (edukasi).
 Program pendidikan yang awalnya
 ditujukan untuk menghasilkan
 tenaga administratif rendahan, pada
 akhirnya semakin berkembang.
 Tidak hanya jenjang pendidikan
 semakin tinggi, tetapi juga
 menjangkau spesialisasi bidang
 pendidikan lainnya seperti
 kedokteran, keguruan, teknik,
 pertanian, dan sebagainya. Dengan
 demikian, masyarakat Indonesia
 semakin mengenal pola pendidikan
 Barat yang pada akhirnya menjadi
 benih-benih pergerakan indonesia
 menuju kemerdekaan.